Powered By Blogger

Kamis, 12 Maret 2015

TIPS MENULIS KARYA TULIS AKHIR (KTA)

Melalui blog ini, saya ingin menuliskan sedikit cerita mengenai pengalaman saya sewaktu mengerjakan KTA dulu sebagai taruna di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP).

Memasuki semester kelima bisa jadi merupakan masa yang cukup menegangkan bagi saya sebagai taruna AKIP. Disamping materi perkuliahan yang semakin advance, pada semester ini juga saya sudah mulai harus mencari topik dan bahan untuk penulisan KTA.

Penulisan KTA merupakan salah satu tugas akademik yang merupakan karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer dan /atau sekunder, dengan menggunakan metode penelitian yang relevan dan terarah pada pokok permasalahan yang berkaitan dengan bidang studi serta mata kuliah konsentrasi taruna penyusun KTA, sebagai salah satu persyaratan kelulusan taruna (AKIP khususnya) untuk mendapatkan gelar kediplomaan sebagai Ahli Madya Pemasyarakatan (A. Md. P)

KTA dipandang sebagai hal yang sangat sulit, merepotkan, dan menghabiskan waktu yang lama sehingga taruna ingin menghindarinya tapi apa daya,semua itu harus dilewati seiring waktu berlalu.
Benarkah KTA itu sulit?

KTA yang ditakutkan banyak taruna AKIP sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan, bahkan bisa jadi menjadi sesuatu yang menyenangkan, jika diukung oleh beberapa hal.

Pertama, tema KTA adalah sesuatu yang menarik bagi penulisnya. Hal ini bisa timbul dari fenomena nyata yang terjadi disekitar kita. Proses pencarian ide dapat dilakukan dengan membaca majalah, surat kabar, jurnal, atau browsing internet. Akan menarik bagi penulis jika tema yang diambil adalah tema yang berkaitan dengan current issue atau sebuah kasus yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Meskipun tidak salah, tidak dianjurkan untuk mencari tema KTA dengan cara membaca KTA terdahulu milik senior kita ataupun milik mahasiswa luar lainnya. Hal tersebut akan membuat ide taruna akan menjadi sempit, terpaku pada tema-tema KTA yang dibacanya.

Kedua, agar tidak terjadi masalah yang timbul ditengah proses penulisan skripsi, pastikan bahwa data yang dibutuhkan tersedia (untuk penelitian yang menggunakan data sekunder ), atau memungkinkan untuk diperoleh dengan observasi (untuk penelitian yang menggunakan data primer). Tanpa data, sebagus apapun ide kita, penelitian tidak dapat dilakukan. Mengutip pernyataan Sherlock Holmes, “data!data!data! a can’t make bricks without clay”.

Ketiga, setelah penulis yakin bahwa tema yang menarik tersebut juga didukung dengan ketersediaan data, barulah penulis mencari teori yang relevan sebagai acuan analisis yang akan penulis lakukan. Teori ini dapat diperoleh dari textbook, jurnal, majalah, dan hasil penelitian sebelumnya. Pada tahap inilah penulis baru mencari hasil penelitian sebelumnya sebagai referensi pendukung. KTA akan semakin mendekati sempurna jika tema yang ditulis berkaitan dengan teori yang dikuasai penulis.
Terakhir, adalah proses analisis data untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, dimana penulis mengungkapkan hasil penelitiannya berdasarkan data-data yang telah diolah dengan menggunakan suatu metodologi penelitian dan dikaitkan dengan teori yang mendukungnya.
Dalam proses penulisan data, dapat digunakan beberapa teknik analisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan seperti misalnya analisis korelasi, regresi, elastisitas, trend, efisiensi, riset operasi, dan lain sebagainya. Setiap taruna secara otomatis berhak untuk konsultasi secara individual mengenai analisis data skipsi dengan dosen yang secara terjadwal maupun tidak terjadwal.

Berikut sedikit tips yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan yang ingin menulis Karya Tulis Akhir (KTA) :

  1. Cari mata kuliah yang disenangi
  2. Cari mata kuliah yang paling dikuasai.
  3. Cari mata kuliah yang nilainya paling tinggi.
  4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) mana yang sesuai dengan ketiga kriteria mata kuliah diatas.
  5. UPT tersebut apakah terjangkau atau tidak.
  6. Seandainya kekurangan data,apakah mudah untuk mengakses UPT tersebut.
  7. Kalo berdasar cerita yang ada, penulisan KUALITATIF mudah di awal, tapi susah diakhir (jika tidak benar-benar mampu menguasai materi yang ditulis), sementara penulisan KUANTITATIF susah di awal (mulai dari menyusun kuesioner sampai analisis datanya), tapi mudah diakhirnya / saat sidang (karena data yang dihasilkan tidak dapat terbantahkan). Jadi pilihlah secara bijak dan sesuai kemampuan tentang metode yang akan digunakan.
  8. Cari pedoman wawancara berdasarkan jenis yang akan dibahas (pertanyaan-pertanyaan di UPT ) sehingga bisa disimpulkan kendala dan solusinya.

Semoga Bermanfaat.

Penulis : Alief AP

2 komentar: