Powered By Blogger

Rabu, 16 Januari 2019

Catatan Penyelesaian

Untuk membiayai pendidikannya, seorang anak miskin menjual barang dari pintu ke pintu. Suatu hari, anak laki-laki ini benar-benar lapar tapi tidak punya uang untuk membeli makanan. Dia memutuskan untuk meminta sesuatu untuk dimakan ketika ia mengetuk pintu di rumah berikutnya.
Seorang wanita muda yang cantik membuka pintu tersebut, dan anak itu kehilangan keberaniannya. Akhirnya dia hanya meminta untuk diberi segelas air, ia terlalu malu untuk meminta makanan. Wanita muda tersebut membawakannya segelas susu, yang segera diminum dengan rakus oleh anak itu.
Anak itu bertanya berapa banyak dia berhutang. Tetapi wanita tersebut hanya tersenyum dan berkata bahwa ibunya telah mengajarinya untuk bersikap baik kepada orang lain. Dan ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun.
Anak itu meninggalkan rumah wanita tersebut dengan perut penuh dan hati yang penuh kekuatan baru untuk terus melanjutkan pendidikan dan terus bekerja keras. Namun setiap kali ia merasa ingin berhenti, ia teringat pada wanita itu. Seseorang yang telah menanamkan keyakinan baru dan ketabahan di dalam dirinya.
Bertahun-tahun kemudian, di sebuah kota besar, seorang ahli bedah ternama Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi dengan seorang wanita paruh baya yang menderita penyakit langka. Ketika wanita tersebut mengatakan kepadanya nama kota kecil di mana dia tinggal, Dr. Kelly merasa memori samar muncul dalam pikirannya. Kemudian, secara tiba-tiba Dokter itu tersadar. Dia adalah wanita yang telah memberinya segelas susu bertahun-tahun yang lalu.
Kemudian dokter melanjutkan konsultasi dengan menyediakan wanita itu perawatan yang terbaik dan memastikan dia mendapatkan perhatian khusus. Bahkan, ia mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai seorang dokter untuk menyelamatkan hidup wanita tersebut.
Setelah lama dirawat di rumah sakit dengan melalui berbagai perawatan, wanita itu akhirnya siap untuk kembali ke rumah. Wanita itu sangat khawatir karena akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pembayaran biaya perawatannya selama di rumah sakit. Penyakit serius yang dideritanya dan lamanya ia tinggal di rumah sakit telah menghasilkan tagihan yang cukup besar. Namun, ketika dia menerima surat tagihan, ia menemukan bahwa Dr. Kelly telah membayar seluruh tagihannya dan menulis catatan kecil untuknya.
Dr. Kelly menulis catatan seperti ini : “Sudah dibayar lunas dengan segelas susu”.
Pesan Moral : Teruslah berbuat kebaikan di dalam hidup anda. Bantulah orang lain walaupun anda hanya dapat memberikan bantuan kecil. Karena bantuan kecil yang anda berikan sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, ketika suatu saat anda mengalami kesulitan, akan datang bantuan dari orang lain. Itulah balasan dari bantuan kecil yang anda berikan di masa lalu.


sumber: successbefore30.co.id

Hal Yang Paling Sempurna Dalam Hidup

Suatu hari, Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya:
"Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?"

Sang Guru menjawab:
"Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang"

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Kahlil Gibran kembali dengan tangan hampa, lalu Sang Guru bertanya:
"Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"

Gibran:
"Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya, karena  aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH  dan aku pun tak bisa kembali ke belakang lagi ..!"

Sambil tersenyum, Sang Guru berkata:

"Ya, itulah hidup .. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan hidup yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan .."

Bila tak bisa memberi, jangan mengambil.
Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci.
Bila tak mampu menghibur orang, jangan membuatnya sedih.
Bila tak mungkin meringankan beban orang lain, jangan mempersulit/memberatkannya.
Bila tak sanggup memuji, jangan mencaci.
Bila tak bisa menghargai, jangan menghina.

JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN,
tapi sempurnakanlah apa yg telah ada pada kita.

Semoga hari ini dan selanjutnya menjadikan kita sebagai orang yang lebih baik dibanding hari kemarin..dan jangan pernah berhenti melakukan kebaikan.

Senin, 11 Desember 2017

Warisan

Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak.

Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.
Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.

Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.

Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita.
Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.
Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.

Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.

Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.

Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.

Maka, Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.

Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu,
memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."

Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.

Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman". Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.
Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.

Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, "Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".

Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?

Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.
Tapi tidak, kan?

Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?

Tidak!

Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.

Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.

Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.

Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lainHanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.

Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.

Ketika negara lain sudah pergi ke bulan ata
u merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.

sumber : hype.idntimes.com

Jumat, 21 Juli 2017

ANAKKU YANG RANKING KE-23

Di kelasnya ada 25 orang murid, setiap kenaikan kelas, anak perempuanku selalu mendapat ranking ke-23.
Lambat laun ia dijuluki dengan panggilan nomor ini. Sebagai orangtua, kami merasa panggilan ini kurang enak didengar, namun anehnya anak kami tidak merasa keberatan dengan panggilan ini.
Pada sebuah acara keluarga besar, kami berkumpul bersama di sebuah restoran. Topik pembicaraan semua orang adalah tentang jagoan mereka masing-masing.
Anak-anak ditanya apa cita-cita mereka kalau sudah besar? Ada yang menjawab jadi dokter, pilot, arsitek bahkan presiden. Semua orangpun bertepuk tangan.
Anak perempuan kami terlihat sangat sibuk membantu anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya.

Didesak orang banyak, akhirnya dia menjawab:
"Saat aku dewasa, cita-citaku yang pertama adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari lalu bermain-main".
Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan apa cita-citanya yang kedua. Diapun menjawab :
“Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang”.
Semua sanak keluarga saling pandang tanpa tahu harus berkata apa. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.

Sepulangnya kami kembali ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak hanya menjadi seorang guru TK?
Anak kami sangat penurut, dia tidak lagi membaca komik, tidak lagi membuat origami, tidak lagi banyak bermain.
Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan terus tanpa henti.
Sampai akhirnya tubuh kecilnya tidak bisa bertahan lagi terserang flu berat dan radang paru-paru. Akan tetapi hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja rangking 23.

Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak memahami akan nilai sekolahnya.
Pada suatu minggu, teman-teman sekantor mengajak pergi rekreasi bersama. Semua orang membawa serta keluarga mereka.
Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan kebolehannya.
Anak kami tidak punya keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan sangat gembira.
Dia sering kali lari ke belakang untuk mengawasi bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat sedikit miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap wadah sayuran yang meluap ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.
Ketika makan, ada satu kejadian tak terduga. Dua orang anak lelaki teman kami, satunya si jenius matematika, satunya lagi ahli bahasa Inggris berebut sebuah kue.
Tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau saling membaginya. Para orang tua membujuk mereka, namun tak berhasil.

Terakhir anak kamilah yang berhasil melerainya dengan merayu mereka untuk berdamai.
Ketika pulang, jalanan macet. Anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku membuat guyonan dan terus membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti.
Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan berbagai bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio-nya masing-masing. Mereka terlihat begitu gembira.
Selepas ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama mendapatkan kabar kalau rangking sekolah anakku tetap 23.

Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang terjadi. Hal yang pertama kali ditemukannya selama lebih dari 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu SIAPA TEMAN SEKELAS YANG PALING KAMU KAGUMI & APA ALASANNYA.
Semua teman sekelasnya menuliskan nama : ANAKKU!
Mereka bilang karena anakku sangat senang membantu orang, selalu memberi semangat, selalu menghibur, selalu enak diajak berteman, dan banyak lagi.
Si wali kelas memberi pujian: “Anak ibu ini kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu”.
Saya bercanda pada anakku, “Suatu saat kamu akan jadi pahlawan”.
Anakku yang sedang merajut selendang leher tiba-tiba menjawab :
“Bu guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.”
.
“IBU... AKU TIDAK MAU JADI PAHLAWAN... AKU MAU JADI ORANG YANG BERTEPUK TANGAN DI TEPI JALAN”
Aku terkejut mendengarnya. Dalam hatiku pun terasa hangat seketika. Seketika hatiku tergugah oleh anak perempuanku.
Di dunia ini banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan. Namun Anakku memilih untuk menjadi orang yang tidak terlihat. Seperti akar sebuah tanaman, tidak terlihat, tapi ialah yang mengokohkan.
Jika ia bisa sehat, jika ia bisa hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hatinya, MENGAPA ANAK-ANAK KITA TIDAK BOLEH MENJADI SEORANG BIASA YANG BERHATI BAIK & JUJUR…
Yukk...sayangi anak kita.

Kamis, 23 Juni 2016

Penampilan Anda Harus Tampak Penting, Sehingga Anda Pun Berpikir Penting

Aturan penting : ingat, penampilan Anda dapat "berbicara". Pastikan penampilan Anda mengungkap hal- hal positif tentang Anda. Sebelum keluar rumah, Anda harus yakin Anda tampil sesuai keinginan Anda.

Iklan paling jujur yang pernah dimuat dalam media cetak adalah slogan "Berpakaianlah dengan benar dan rapi. Itu harus!" yang disponsori American Institute of Mens and Boys' Wear. Slogan ini layak dipajang disetiap kantor, kamar mandi, kamar tidur dan ruangan kelas di sekolah-sekolah Amerika. 

Seorang anggota polisi berbicara dalam sebuah iklan. Ia berujar, 
"Anda biasanya melihat bocah bengal dari penampilannya. Itu tidak adil, tapi kenyataannya begitulah masyarakat dewasa ini menilai kenakalan bocah. Dan begitu mereka mengatakan bocah itu bengal, mereka sulit mengubah penilaian dan sikap mereka terhadapnya. \Perhatikan putra Anda. Perhatikan dirinya melalui sudut pandang gurunya dan tetangga Anda. Mungkinkah penampilan dan cara berpakaian putra Anda memberi kesan yang salah? sudahkah Anda memastikan putra Anda berpakaian dengan benar dan rapi kemana pun ia pergi?"

Tentu saja iklan di atas ditujukan untuk anak-anak. Namun, orang dewasa pun dapat menarik hikmah dari iklan tersebut. Jika ditujukan untuk Anda, Anda pun bisa membacanya, 

"Perhatikan diri Anda melalui sudut pandang atasan dan rekan kerja Anda. Mungkinkah penampilan dan berpakaian Anda memberi kesan yang salah? Sudahkah Anda memastikan diri Anda berpakaian dengan benar dan rapi kemana pun Anda pergi?"

Berpenampilan rapi itu mudah. Ucapkan slogan itu dengan kesungguhan hati. Camkan: Berpakaian dengan rapi dan benar itu bermanfaat. Ingat: penampilan Anda harus tampak penting, sehingga Anda pun berpikir penting.


sumber : Buku The Magic of Thinking Big, David Schwartz (2014)

Jumat, 06 Mei 2016

Ayo Senam Otak :D


Periksa Otak anda! Dengan Membaca Tulisan yang Berantakan Ini!!

Percaya atau tidak, Murenut sautu pelneitian di Uinervtisas Cmabridge, urutan huruf dalam kata tidak penting. Ckuup huurf petrama d, an trekahhir ynag ada pdaa tepmatyna.

Siasyna bsia dtiluis berantaakn, teatp ktia daapt mebmacayna.

Ini dsieabbkan kaerna oatk ktia tdiak mebmcaa huurf per hruuf, nmaun ktaa per ktaa. Laur bisaa kan?

"slaam unutk kleuraga... seaht slealu...drai tmeanmu."

Sdaar aatu ngagk adna brau sjaa mambcea dgnaen tiluasn ynag braentakan.

Inlaih khebeatan oatk mansuia, alpagi ynag nyitpain oatk ktia,

Allah yang Maha Sempurna.

Gimana? Bisa ditangkap kan maksudnya?

# Ayo Senam Otak #

Silahkan di baca dan terjemahkan pesan berikut ini:

P354N 1N1 11131118UK71K4N 841-1W4 074K
K174 8154 1113L4KUK4N 1-14L Y6 LU412 81454
1113N4KJU8K4N!

P4D4 4W4LNY4 T312454 5UK412 74P1 5373L41-1
54111P41 D1841215 1N1 P1K1124N K174 8154
111311184C4NY4 53C4124 07O1114715 74NP4
8312P1K112 841-1W4 K174 111311184C4 4N6K4.

84N664L41-1! K4123N4 1-14NY4 0124N6-0124nN6
731273NTU Y4N6 8154 111311184C4 P35AN 1N1.
PL3453 F012W412D 1F U C4N 1234D 71-115 111355463.

Bagi yg bisa membaca ini, berarti otak kanan dan kirinya masih berfungsi baik.

sumber : aguskrnwn.blogspot.co.id

Menjadi Profesional Sejati: Tidak Cukup Sekedar Berani, Cerdas, Cerdik – Kisah Inspirasi dari Para Perampok Professional

Pernah terjadi perampokan secara profesional pada sebuah bank di Guangzhou. Perampoknya berhasil tertangkap. Kerugian bank akibat perampokan ini adalah 100 juta dolar. Namun, perampok mengaku hanya berhasil membawa uang 20 juta dolar. Akhirnya dalam investigasi panjang, diketahui ada ‘perampok’ lain yang lebih profesional. Berikut ini alur kisah inspirasinya.

Perampok bank berteriak kesemua orang di bank: “Jangan Bergerak. Jangan ada yang bergerak! Jangan bertindak bodoh!  Uang ini adalah Milik Negara, tapi Hidupmu adalah milikmu sendiri.” Semua orang di bank menunduk dengan tenang. ==> Ini yang disebut “Konsep Merubah Pikiran” Merubah cara berpikir yang konvensional.

Ketika seorang wanita sexy berbaring di meja secara profokatif, perampok berteriak padanya “Beradablah, ini perampokan, bukan pemerkosaan!” ==> Ini yang disebut “Professional” fokus hanya kepada apa yang kamu dilatih untuk suatu hal.

Ketika Perampok kembali kerumah, perampok yang lebih muda (lulusan S1) berkata kepada perampok yang tua (lulusan SD): “Bang, ayo segera kita hitung berapa yang kita dapat.” Perampok yang lebih tua bilang “Bego banget lo. Duitnya banyak gitu, pasti lama ngitungnya. Malem ini lihat aja di TV, bakal bilang berapa yang kita rampok dari bank!” ==> Ini yang disebut “Pengalaman”. Sekarang pengalaman lebih penting dari gelar..!


Setelah perampok pergi, manajer bank berkata kepada supervisor bank untuk menelpon polisi secepatnya. Tetapi supervisor berkata: “Tunggu! Ayo kita ambil $10juta dollar dari bank untuk kita dan tambahkan ke $90juta dollar yang sudah diambil dari bank”. ==> Ini yang disebut “Sambil Berenang Minum Air.” Merubah keadaan tak baik menjadi keuntungan anda!

Supervisor bank berkata: ” Akan sangat bagus bila ada perampokan setiap bulan.” ==> Ini yang disebut “Membunuh Kebosanan” Kebahagiaan personal lebih penting dari pekerjaan anda. 

Keesokan harinya, Berita TV melaporkan bahwa $100juta telah dicuri dari bank. Selanjutnya perampok baru mulai menghitung dan menghitung, tetapi mereka hanya dapat $20juta dollar. Perampok sangat marah dan komplain “Kita meresikokan hidup kita dan hanya dapat $20juta dollar. Pekerja Bank mengambil $80juta dollar dengan santai. Sepertinya mendingan menjadi teredukasi daripada perampok!” ==> Ini yang disebut “Pengetahuan bernilai lebih banyak dari emas”.

Manajer bank tersenyum dan bahagia karena kekalahan di main saham dapat di bayarkan oleh perampokan yang terjadi. ==> Ini yang disebut “Mengambil kesempatan.” Berani mengambil resiko!

Jadi, siapakah perampok Sejati dan lebih professional disini?

Berapakah uang yg diambil oleh masing-masing ‘perampok’ pada kisah di atas?


Silahkan dicermati  kembali kisah inspirasi di atas.

sumber : jagatmotivasi.com