Powered By Blogger

Rabu, 03 Desember 2014

Taruna AKIP angkatan 47 Diberikan Pelatihan Menembak



Bertempat di Lapangan Tembak Senayan, Akademi Ilmu pemasyarakatan bekerja sama dengan sekolah menembak Perbakin memberikan pelatihan keterampilan menembak kepada Taruna Utama (Tk. III) Akademi Ilmu Pemasyarakatan Angkatan XLVI (47). Kegiatan yang diikuti oleh 64 orang taruna Tk. III ini dimulai sejak tanggal 1 s.d. 3 Desember 2014 yang dibuka oleh Direktur AKIP.


Materi yang diberikan kepada taruna meliputi pengetahuan dasar tentang senjata, hypnoterapi/psikologi menembak, menembak jarak dekat 10 m air riffle, revolver dan tembak reaksi serta dibekali keterampilan beladiri praktis. Keterampilan menembak sangat diperlukan bagi calon alumni yang tak lama lagi akan menyelesaikan pendidikannya di AKIP.

Agar taruna termotivasi, pada saat pelaksanaan praktek tembak reaksi dijadikan semacam pertandingan menembak bagi Taruna, Deri Isnan keluar sebagai juara I disusul Zulfikar Dyabir dan M. Alamsyah Rahman di peringkat 2 dan 3  pada pertandingan yang berlangsung sore kemarin (03-12-14). Pada hari rabu, Pembina Akademi Ilmu Pemasyarakatan selain hadir mengikuti acara
penutupan Diklat Menembak, juga mengikuti kegiatan menembak untuk me-refresh kemampuan menembak.
Penyerahan Piala Oleh Pihak Sekolah Menembak Perbakin
Glen Clifton Apfel selaku Kepala Sekolah Menembak Perbakin sangat senang dapat membagi ilmu dan pengetahuan kepada taruna AKIP, selain itu diharapkan akan muncul atlit-atlit yang berbakat di jajaran Pemasyarakatan. Terkait dengan bidang tugas, keterampilan menembak sangat dibutuhkan oleh Alumni AKIP dikarenakan pada saat melaksanakan tugas tidak jarang mereka dibekali senjata pada saat melakukan pengawasan dan pengawalan narapidana atau pun tahanan. Untuk itu latihan menembak harus dapat dilaksanakan secara rutin karena merupakan bagian dari melatih keterampilan petugas pemasyarakatan sehingga kemampuannya diharapkan terus meningkat. Glen menambahkan semoga kerjasama ini terus berlanjut kedepannya antara Sekolah Menembak Perbakin dan Akademi Ilmu Pemasyarakatan. (bgw)

sumber : akip-kemenkumham.ac.id

Jumat, 24 Oktober 2014

AKIP MAKIN BERKILAU

Jakarta,INFO_PAS –  Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia kembali menggelar perhelatan seminar nasional yang bertajuk “ Refleksi 50 Tahun AKIP dalam Membangun Kompetensi Kader Pemasyarakatan Guna Melahirkan Pemimpin Yang Berkarakter”. Bertempat di Auditorium Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM, seminar Nasional tersebut diselenggarakan pada hari Kamis (23/10).
IMG_7350
Kegiatan seminar ini dibuka oleh Sekjen Kemenkumham, Y. Ambeg Paramarta, dan dihadiri oleh Ka. UPT Pemasyarakatan dan Pejabat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Hadir pula dalam kegiatan seminar tersebut para sesepuh pemasyarakatan, yang telah purna bakti dalam bertugas dan telah menjadi panutan segenap insan pemasyarakatan.
Dihadapan ratusan peserta seminar, Direktur AKIP, M. Hilal meyampaikan bahwa sudah saatnya AKIP mempunyai kampus sendiri yang perlu didukungan dari semua pihak.
“50 tahun adalah usia yang sangat matang untuk terus berinovasi dan menciptakan kader Pemasyarakatan yang berintegritas dan berkarakte,” ungkap  Direktur AKIP yang sebelumnya menjabat Sebagai Kepala Rutan Surakarta.
Acara seminar nasional ini dilanjutkan dengan pertemuan nasional Ikatan Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (IKA AKIP) yang dihadiri angkatan satu sampai dengan angkatan 46. Hadir pula para Taruna AKIP angkatan 47 dan 48, serta calon Taruna angkatan 49. Hal ini menunjukan bahwa AKIP merupakan organisasi yang solid. Merupakan organisasi yang penuh dengan rasa kekompakan.
Di hari jadinya yang ke-50, AKIP terus mengembangkan sayap untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guna mencetak kader pemasyarakatan. Oleh karena itu maka dalam seminar kali ini, AKIP menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk menjelaskan status AKIP menjadi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Narasumber yang hadir dalam seminar ini adalah Pakar Hukum Romli Atmasasmita, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Imam Prasodjo, Alumni AKIP angkatan 15 yang telah menjadi anggota DPR RI, Agun Gunanjar, dan mantan Sesditjenpas Dindin Sudirman.
Agun Gunanjar menjelaskan kepada peserta seminar, cara untuk membangun kepemimpinan. “Kepemimpinan nasional itu ada tiga, yaitu peminpin yang berkarakter, pemimpin yang berkompetensi, dan pemimpin yang berpengaruh besar/ berwibawa”, Ungkap Alumni AKIP angkatan 15  ini yang telah sukses menjadi wakil rakyat.
Dosen FISIP UI Imam Prasodjo menjelaskan  definisi pemimpin yang berkompetensi dan berkarakter.  Jika kita telaah pemimpin adalah seseorang yang bisa menggerakan orang lain untuk ikut serta melakukan sesuatu tindakan yang terencana, dengan memberikan motivasi tanpa cara memaksa. “Kader pemasyarakatan harus punya jiwa pemimpin, keahlian di bidangnya dan pengetahuan yang luas, serta karakter yang jujur juga bertanggung jawab”,  Pungkas Imam.
Pakar Hukum Romli Atmasasmita dalam sambutannya juga menjelaskan tentang pemasyarakatan, bahwa bagaimana pemasyarakatan itu bisa dipahami oleh masyarakat. Masyarakat dalam hal ini adalah  bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan yang  mempunyai hak, sebagai contoh remisi.
Romli menyinggung pula soal kondisi pemasyarakatan saat ini yang over kapasitas. Kasus pidana yang hukumannya kecil atau sifatnya sepele seharusnya tidak perlu dimasukkan ke dalam Lapas. Hal tersebut dapat dilakukan diversi oleh pihak kepolisian dengan pendekatan musyawarah.
Selain itu Romli mempersoalkan petugas Lapas yang harus menjadi panutan dan teladan bagi warga binaan.  “Bagaimana bisa WBP bisa baik kalau petugasnya sendiri tidak baik, dan jangan malah kita terpengaruh”, Ungkap Romli. Jika hal itu sudah dilaksanakan, maka itu sama dengan keberhasilan pemasyarakatan. “Petugas pemasyarakatan itu dekat dengan surga, karena tugasnya merubah perilaku warga binaan untuk menjadi lebih baik” jelasnya kembali.
Diakhir kegiatan seminar tersebut, Direktur AKIP memberikan kenag kenangan berupa plakat kepada Narasumber. Plakat ini diberikan oleh Direktur AKIP sebagai wujud dari rasa terimakasih kepada narasumber karena telah memberikan Ilmu Pengetahuan kepada seluruh peserta seminar yang hadir di Auditorium Kawah Candra Dimuka Petugas Pemasyarakatan Republik Indonesia.
Penulis : Rio Wisuma, M. Singgih, M. Faris
sumber : pemasyarakatan.com

Jumat, 03 Oktober 2014

Dirgahayu AKIP yang ke-50

Jum’at 3 Oktober 2014, merupakan hari istimewa bagi seluruh keluarga besar Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP), karena pada hari tersebut merupakan dimulainya pekan perayaan HUT AKIP ke - 50 yang bertema, “ Melalui  Pekan Dies Natalis AKIP ke-50, Kita Tingkatkan Jalinan Silaturahmi, Kompetensi, Semangat Sportivitas dan Kepedulian terhadap sesama ”.  melalui tema tersebut diharapkan setiap taruna memiliki sikap Tanggap, Tanggon, dan Trengginas serta Welas asih terhadap sesama.
Di usia emas ini, AKIP telah melahirkan pemimpin - pemimpin di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada umumnya dan Pemasyarakatan pada khususnya. AKIP berdiri berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 270 Tahun 1964tentang didirikannya Akademi Ilmu Pemasyarakatan pada tanggal 24 Oktober 1964 dan saat  ini Akademi Ilmu Pemasyarakatan masih berdiri dan telah memasuki usia emas yaitu usia ke-50 tahun.
Pada Ulang Tahun emas ini, AKIP menyelenggarakan perayaan Dies Natalis dengan menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya Turnamen Futsal dengan peserta UPT Pemasyarakatan serta Perguruan Tinggi Negeri / Swasta di wilayah Jabodetabek, Donor Darah, Integrasi sosial taruna, Pertemuan Nasional Ikatan Alumni AKIP dan Seminar Nasional. Namun terdapat perbedaan pada perayaan Dies Natalis AKIP pada tahun ini yaitu perubahan status AKIP menjadi Politeknik Pemasyarakatan. Hal tersebut  merupakan suatu kebanggaan karena apa yang di cita-citakan oleh para pendahulu akhirnya terlaksana berkat kerja keras Kepala Badan Pengembangan SDM Hukum dan HAM, Direktur AKIP para alumni serta tim penyusun dokumen peningkatan status AKIP menjadi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan. Prestasi tersebut dapat dicapai setelah melalui proses yang panjang, sehingga pada tanggal 12 September 2014, Direktorat Jenderal Dikti mengeluarkan surat dengan Nomor : 782/MPK.E/KL/2014 tentang persetujuan perubahan nomenklatur AKIP menjadi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.

Pada Upacara Pembukaan Pekan Dies Natalis AKIP ke-50 ini, Dr. Bambang Rantam Sariwanto selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia bertugas sebagai Inspektur upacara dan Luhur Prasaja (KaUr Ketarunaan) bertugas sebagai komandan upacara. Acara pembukaan Pekan Dies Natalis ini secara simbolis dibuka oleh Kepala BPSDM dengan Pemotongan pita balon untuk diterbangkan ke udara dengan harapan agar prestasi yang telah diperoleh saat ini akan bertambah tinggi dan meningkat dikemudian hari. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Drs. Ibnu Chuldun, Bc.IP., SH., M.Si. Setelah Upacara selesai acara dilanjutkan dengan pertandingan Futsal dalam rangka pekan Dies Natalis AKIP ke – 50 yang diselenggarakan di lapangan futsal BPSDM Hukum dan HAM.  Pembukaan turnamen ini ditandai dengan tendangan penaltiyang dilakukan oleh Bapak Bambang Rantam Sariwanto sebagai simbol bahwa Turnamen Futsal ini secara resmi telah dibuka.
Pada pukul 15.30 WIB rangkaian pekan Dies Natalis dilanjutkan dengan Kuliah Umum dari Drs. Nugroho, Bc.IP., M.Si. selaku Direktur Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan di Aula AKIP Lantai 3, dengan tema “Pembebasan Bersyarat Berdasarkan PP.99 Tahun 2012”
Semoga di ulang tahun emas AKIP yang ke – 50, AKIP dapat menjadi lebih baik,menghasilkan lulusan yang senantiasa berintegritas, dan menghasilkan kader pemasyarakatan yang berkarakter pemimpin guna berkontribusi dalam menjadikan Pemasyarakatan yang lebih baik. (SLS)

Sumber : akip-kemenkumham.ac.id

Kamis, 19 Juni 2014

TARUNA AKIP ANGKATAN 47 DAN PETUGAS BAPAS PATI MELAKUKAN SOSIALISASI DI SD IT ABU BAKAR ASH-SHIDIQ PATI PATI, 19 JUNI 2014



Upaya Preventif Bapas Pati Untuk Penghindaran Anak dari Tindak Pidana



Siswa – siswi kelas IV dan V SD IT Abu Bakar Ash-Shidiq Pati mengikuti Sosialisasi Penghindaran Anak Dari Tindak Pidana yang dilakukan oleh Bapas Pati. Sosialisasi dipandang mampu menjadi salah satu upaya preventif untuk mencegah anak melakukan tindak pidana maupun menjadi korban tindak pidana.
Sesuai amanat Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana anak yang notabene mengutamakan kepentingan terbaik bagi masa depan anak, Bapas Pati melakukan terobosan dan inovasi untuk mencegah anak agar terhindar dari tindak pidana, baik anak sebagai pelaku maupun anak sebagai korban tindak pidana.


Sosialisasi dilaksanakan sejak pukul 08.30 WIB dengan memanfaatkan waktuclassmeeting dan berlangsung sekitar 1,5 jam . Dalam sosialisasi ini, penyampai materi adalah  Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Pati ( Endah Suhartini,A.Ks ; Sugeng Rahayu ; Vica Esa Belyan,S.Sy ) dan dibantu oleh Taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan Angkatan 47 (Mu’alim Nuzulul Syiyam).
Penyampaian materi yang ringan dan atraktif membuat anak-anak antusias dalam mengikuti sosialisasi. Anak – anak memberikan feed back  yang baik selama penyampaian materi berlangsung. Materi sosisalisasi berisi tentang penanaman moral dan budi pekerti bagi anak, selanjutnya tentang anak yang menjadi pelaku tindak pidana serta hukuman-hukuman bagi anak nakal, dilanjutkan dengan pemberian motivasi bagi anak agar berani melapor jika dirinya menjadi korban suatu tindak pidana. Anak diberi doktrin untuk bersikap baik dalam bersosialisasi dengan lingkungan serta pemberian dorongan kepada siswa agar membangun komunikasi yang efektif kepada orang tuadan guru sehingga meminimalisir terjadinya tindak pidana.
Usia rawan anak-anak yang seringkali melakukan ‘coba-coba’ untuk mengapresiasikan diri memerlukan keikutsertaan orang tua dan guru agar tetap mengawasi anak.

Merebaknya kasus pelecehan seksual bagi anak dewasa ini menimbulkan keresahan bagi kita semua. Dalam sosialisasi tersebut anak – anak diberikan pemahaman mengenai pelecehan seksual dengan menampilkan video animasi yang ringan dan dapat dicerna secara baik oleh anak.

sumber : bapaspati.blogspot.com

Senin, 24 Maret 2014

KISAH PETANI JAGUNG


Kisah Petani Jagung, yang di cuplikan dari Fiksi buku Sepatu Terakhir.  Novel Inspiratif terbaru 2013 dari Republika.  

Ayah adalah tipe pebisnis yang membuatku tak habis pikir. Jika kebanyakan orang berbisnis, tak ingin membagi resep rahasia, ataupun ilmu utamanya, Ayah justru sebaliknya. Ayah tak pernah pelit untuk berbagi ilmu, dari sekian pegawai yang dimilikinya, semuanya diajarinya untuk membuat sepatu. Tak ada satupun ilmu yang ia sembunyikan. Tak hanya itu, didorongnya mereka untuk lepas dan mandiri dari ayah.

Aku dan Mas Agus waktu itu sampai terheran-heran. Mendidik pegawainya untuk mandiri bukankah justru akan melahirkan
pesaing baru bagi usaha Ayah?

Ayah menjelaskan konsepnya dengan satu kisah sederhana. Kisah yang masih aku ingat sampai sekarang.
“Bapak pernah cerita ke kalian tentang kisah seorang petani jagung yang berhasil?”
Aku dan Mas Agus hanya menggeleng.

“Alkisah ada seorang petani jagung yang sangat sukses.”, Ayah berhenti mengambil nafas sejenak.
Aku dan Mas Agus pasang telinga, antusias mendengarkan.

Dengan nada layaknya seorang pendongeng ia melanjutkan, “Di negerinya, setiap tahun diadakan kontes jagung, untuk mencari petani mana yang menghasilkan jagung terbaik. Petani sukses tadi, dia sering memenangkan kontes jagung tersebut. Tak hanya sekali, namun berkali-kali dan boleh dikata, setiap kontes jagung diadakan petani inilah pemenangnya. Kalian tahu rahasianya?” Tanya Ayah ke arah kami.

“Pupuk rahasia?”, Mas Agus coba mejawab.
 “Bukan, bukan itu rahasianya. Suatu waktu seorang wartawan bertanya pada petani sukses ini, apa formula rahasianya dia bisa memenangkan kontes jagung tersebut sampai berkali-kali. Si petani menjawab, 'tak ada formula rahasia, aku hanya membagikan benih-benih jagung terbaikku kepada petani tetangga-tetanggaku”

“Lho, benih  jagung terbaiknya kok malah diberikan ke tetangga? Tapi kok dia yang menang? Aneh!”, tanyaku.

“Itu dia kuncinya”, Ayah tersenyum. “Alin di sekolah sudah belajar IPA kan? Tentang tanaman yang punya serbuk sari dan putik?”

“Sudah” jawabku sambil mengangguk.
“Kita tahu bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak, lalu menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain.”, tangan ayah bergerak-gerak bak seorang pendongeng.

“Coba bayangkan Jika tanaman jagung tetangga buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang petani sukses ini pun juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagungnya.”
Kakakku manggut-manggut mulai paham.

Ayah melanjutkan “Sebaliknya jika tanaman jagung tetangga baik, maka serbuk sari yang dibawa angin dari ladang jagung mereka akan baik pula, disinilah bila kita ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, kita harus menolong tetangga kita untuk mendapatkan jagung yang baik pula.

“Begitu pula dengan hidup kita Nak. Jika kita ingin meraih keberhasilan, maka kita harus menolong orang sekitar menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin hidup dengan baik harus menolong orang disekitarnya untuk hidup dengan baik pula. “, Ayah menutup ceritanya dengan bijak. 



Sumber : Sepatu Terakhir, Novel Inspiratif

Selasa, 04 Februari 2014

BAKTI SOSIAL PEGAWAI BPSDM HUKUM DAN HAM DAN KORPS TARUNA AKIP TERHADAP KORBAN BANJIR




DEP0K(24/01/14), pada hari ini Jumat 24 Januari 2014 bertempat di Auditorium BPSDM Hukum dan HAM,  Kepala BPSDM Hukum dan HAM Dr. Bambang Rantam Sariwanto, Menyerahkan bantuan secara simbolik kepada Ketua koordinator aksi peduli banjir BPSDM Hukum dan HAM.

Disampaikan pula laporan keuangan penggalangan dana kegiatan bakti sosial yang berasal dari sumbangan pegawai BPSDM Hukum dan HAM, pegawai AKIP terkumpul sebesar Rp. 8.933.200,- adapun dana bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk barang berupa : sembako, obat-obatan, air mineral, peralatan kebersihan. Selain itu juga diserahkan sumbangan pakaian bekas layak pakai sumbangan dari seluruh taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan.

Pembina dan Taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan menyerahkan secara langsung  bantuan ke lokasi korban banjir yang berada di jalan Kalibata, Cilitan Kecil RT 13/17 dan RT 01/13 Jakarta Selatan.